FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Dalam rangka koordinasi untuk menyiapkan pelaksanaan magang dan pelaksanaan kuliah kerja nyata (KKN) tematik, Fakultas MIPA Universitas Cenderawasih dan FORCLIME mengadakan pertemuan koordinasi pada 23 Mei 2022 di Ruang Pertemuan Fakultas MIPA, Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen) di Jayapura, Papua. Pertemuan tersebut dipimpin oleh Dekan Fakultas MIPA, Dr. Dirk Runtoboi, M.Kes., dan juga dihadiri Direktur Program FORCLIME.
Pertemuan diawali dengan presentasi dua mahasiswa Fakultas MIPA, yaitu Sonia Kwano dan Mia Esti Asmuruf yang mengikuti program magang di FORCLIME selama enam bulan, yang setara dengan 20 satuan kredit semester (SKS) untuk mata kuliah yang berhubungan dengan materi magang di FORCLIME.
Dalam presentasi dijelaskan materi-materi pembelajaran yang didapatkan selama mengikuti program magang, seperti terlibat dalam proses Free, Prior Informed Consent (FPIC); Pemetaan partisipatif; Proses perencanaan hutan melalui penyusunan dokumen Rencana Pengelolaan Jangka Panjang (RPJP) di kawasan konservasi; Identifikasi kampung yang akan didukung FORCLIME; Proses administrasi yang mengacu pada standar GIZ. Selain itu, Sonia dan Mia juga mendapatkan pengetahuan terkait dengan teknik-teknik pemetaan dengan supervisi dari Advisor bidang GIS.
“Sangat bangga karena lewat program magang di FORCLIME, mahasiswa meningkat soft skill-nya dan mendapatkan pengalaman lain yang tidak bisa diperoleh lewat pembelajaran di kampus”, kata Dr. Dirk Runtoboi, M.Kes, Dekan Fakultas MIPA Universitas Cenderawasih.
Sementara itu, Octalia Togibasa, PhD., MSi., Pembantu Dekan 1 Fakultas MIPA, dalam diskusi menyampaikan bahwa program magang seperti ini perlu terus dilaksanakan karena sangat mendukung kampus, terutama dalam mengembangkan model pembelajaran Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Direktur program FORCLIME, George Buchholz menyampaikan bahwa FORCLIME akan terus mendukung program magang dan juga program KKN tematik. Dan pada tahun 2022 ini siap untuk menjadi tempat magang bagi tiga mahasiswa dan satu kelompok mahasiswa yang akan melaksanakan KKN tematik dengan fokus pelaksanaan kegiatan di kampung-kampung dukungan FORCLIME. Program magang dan KKN tematik akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2022, sehingga proses persiapan akan segera dimulai.
Selain dengan Universitas Cenderawasih, program magang FORCLIME juga akan dilaksanakan bersama Universitas Ottow Geissler Papua dan Universitas Musamus Merauke.
Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Theodora F. Resubun, Advisor pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, Pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua dan Papua Barat
Dalam rangka menyiapkan pelaksanaan program prioritas tahun 2022, Universitas Ottow Geissler dan FORCLIME mengadakan pertemuan koordinasi pada tanggal 24 Mei 2022 di Ruang pertemuan Rektorat Universitas Ottow Geissler, Jayapura, Papua. Pertemuan dibuka oleh Rektor Universitas Ottow Geissler Papua (UOGP), Dr Jerry Sawai, M.Si., dan membahas perkembangan program yang telah diinisiasi bersama, antara lain:
- Pembangunan laboratorium GIS, sebagai center of excellent UOGP. Ruangan yang akan digunakan sebagai laboratorium center of excellent dan kelembagaan yang melibatkan seluruh fakultas di UOGP telah disusun.
- Hutan Pendidikan Nyei Toro: struktur kelembagaan pengelolaan hutan pendidikan yang melibatkan UOGP, Pemda dan masyarakat adat Necheibe sedang disiapkan.
- FORCLIME akan menerima dua mahasiswa dalam program magang tahun 2022 melalui proses seleksi. Program magang ini akan terintegrasi dengan metoda Merdeka Belajar, Kampus Merdeka (MBKM).
- UOGP telah mempersiapkan organisasi himpunan mahasiswa jurusan (Sylva UOGP) menjadi anggota International Forestry Student Association (IFSA). Semua persyaratan telah dilengkapi dan diserahkan untuk proses registrasi.
“Program FORCLIME sangat strategis dan mendukung pengembangan program di Universitas Ottow Geissler Papua melalui peningkatan kapasitas,” kata Wakil Rektor I, George M. Satya, M.Sc., PhD.
Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Theodora F. Resubun, Advisor pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, Pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua dan Papua Barat
Dalam rangka menyiapkan pelaksanaan program prioritas bersama FORCLIME, Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Papua (Dinas KLH) mengadakan pertemuan koordinasi dengan FORCLIME pada 22 Mei 2022 di ruang pertemuan kantor Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) XXI di Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Pertemuan yang dibuka oleh Kepala Bidang Perencanaan Dinas KLH, Dr. Estiko Tri Wiradyo, SH. M.Si., dihadiri pula oleh perwakilan dari KPHP XXI Mamberamo-Sarmi dan KPHP XXIII Sarmi.
Dalam arahannya, Dr. Estiko menjelaskan bahwa selama ini dukungan terhadap KPH lebih diprioritaskan kepada KPH Model seperti KPHL Biak Numfor. Dengan adanya FORCLIME, dukungan untuk memperkuat KPH juga dilakukan di KPHP XXI dan KPHP XXIII. Di kedua KPHP tersebut, FORCLIME akan mendukung dari sisi teknis untuk perbaikan tata kelola, selain itu, juga mendukung pengembangan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Kedua KPHP tersebut diharapkan kedepannya akan menjadi contoh di wilayah utara Papua.
Dalam paparannya, Plt Kepala KPHP unit XXIII Sarmi, Henoch Kende, menjelaskan bahwa selain wilayah teresterial, wilayah KPHP XXIII juga meliputi wilayah kerja di lima pulau dengan potensi ekowisata sebagai spot pemancingan dan lokasi bertelur penyu. Potensi lain adalah pengembangan ekowisata untuk air terjun dan juga pemanfaatan HHBK lainnya seperti pemanfaatan daun gaharu untuk membuat teh gaharu, madu Trigona. Selain itu, pemanfaatan hasil hutan yang cukup tinggi di wilayah ini adalah damar, merbau dan juga pemanfaatan taman satwa liar (TSL) seperti burung yang memiliki potensi cukup tinggi namun perlu dilakukan pendataan lebih lanjut. KPHP XXIII juga direncanakan sebagai sumber pembibitan gaharu.
Kepala seksi perencanaan KPHP Unit XXI lintas Mamberamo Sarmi, Debora Sawen, menjelaskan bahwa di KPHP XXI terdapat potensi pengembangan HHBK seperti minyak buah merah dan olahan kue kering sagu. Selain itu terdapat potensi ekowisata seperti air terjun, pemandian air panas namun masih perlu diikembangkan untuk menjadi obyek wisata dengan melakukan publikasi dan juga design ekowisata.
Dukungan FORCLIME yang akan dilaksanakan antara lain:
- Bimbingan teknis penyusunan rencana pengelolaan hutan (RPHJP).
- Kajian biogeofisik kawasan yang akan dilakukan secara bertahap, menyesuaikan dengan ketersediaan dana FORCLIME.
- Pelatihan kepemimpinan bagi tingkat manajer di KPH dan Dinas KLH.
- Pelatihan digital marketing untuk memperkuat Gallery Kreatif Kehutanan sehingga dapat mendukung penjualan hasil hutan bukan kayu dari KPHP XXI dan KPHP XXIII yang selama ini dipasarkan lewat Galeri Kreatif Kehutanan.
- Penyusunan masterplan pengembangan ekowisata di wilayah Sarmi.
“Dukungan FORCLIME terutama dalam kajian keanekaragaman hayati dan potensi di KPHP XXI akan sangat bermanfaat dalam proses perencanaan di KPHP XXIII, sehingga penyusunan dokumen RPHJP dilakukan berdasarkan potensi yang ada”, kata Henoch Kende, Plt Kepala KPHP XXIII.
Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Theodora F. Resubun, Advisor pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, Pengelolaan hutan lestari dan Koordinator Provinsi Papua dan Papua Barat
Didukung oleh: | |