FORCLIME
Forests and Climate Change ProgrammeTechnical Cooperation (TC Module)
Select your language
Sebagai upaya pemberdayaan masyarakat kampung binaan, bersama Dinas Kehutanan Provinsi Papua Barat dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Sorong Selatan, FORCLIME mengadakan pelatihan budidaya lebah madu bagi kelompok tani hutan di dua kampung dukungan di Provinsi Papua Barat, yaitu Wendi dan Haha yang terletak di Kabupaten Sorong Selatan. Kegiatan pelatihan tersebut dilaksanakan pada tanggal 21 – 22 November 2022 di Kampung Wendi, dan 23 – 24 November 2022 di Kampung Haha. Peserta pelatihan adalah tiga kelompok tani hutan dari Kampung Wendi (Wendi 1, Wendi 2, Lembah Hijau) dan tiga dari Kampung Haha (Imian, Sesna and Nagi).
Para peserta mendapat pelatihan dari ahli lebah madu tanpa sengat, Dr Mahani, SP., M.Si., dari Fakultas Teknik Industri Pertanian, Universitas Pajajaran. Jenis lebah madu tanpa sengat yang diperkenalkan dalam pelatihan ini adalah dari species Tetragonula biroi dan Heterotrigona itama.
Selama pelatihan, para peserta mendapatkan pengetahuan, termasuk:
1. Teknik budidaya lebah trigona unggul.
2. Mengenal dan memilih lebah tanpa sengat untuk budidaya.
3. Teknik pembuatan ‘stup’ atau kotak untuk budidaya lebah.
Dalam pelatihan, para peserta mempraktikkan cara membuat kotak untuk budidaya lebah (stup). Selain itu, mereka juga mendapatkan pengetahuan lain berdasarkan pengalaman ahli dalam budidaya lebah madu, termasuk prospek ekonomi budidaya madu.
Dalam bahasa setempat, lebah tanpa sengat disebut ‘hok’ sedangkan lebah dengan sengat disebut ‘towa’. Penduduk setempat telah menggunakan madu ‘hok’ sejak zaman dahulu, namun belum membudidayakan untuk tujuan komersial. Oleh karena itu, melalui pelatihan ini, mereka mendapatkan ilmu untuk mengembangkan budidaya lebah yang memiliki prospek secara ekonomi. Sehingga kedepannya dapat dijadikan pendapatan tambahan bagi mereka.
Untuk informasi yang lebih lanjut, silakan hubungi:
Melanesia Brigite Boseren, Advisor Junior bidang penghidupan (livelihood) pedesaaan, pengelolaan dan konservasi hutan
Nita Yohana, Advisor bidang pengelolaan hutan lestari dan koordinator Provinsi Papua Barat
Mohammad Sidiq, Manajer bidang strategis, pengelolaan hutan lestari dan koordinator Provinsi Papua dan Papua Barat
Melanjutkan rangkaian FGD dalam rangka kajian pengembangan kebijakan nasional bioekonomi hutan di Indonesia, FORCLIME mendukung Bappenas mengadakan FGD terkait potensi industri pengolahan hasil hutan dan peran Access and Benefit Sharing (ABS) dalam mendukung pengembangan bioekonomi hutan di Indonesia. FGD ini dilaksanakan pada tanggal 18 November 2022 di Yogyakarta yang juga dilakukan secara daring.
Pertemuan dibuka oleh Ibu Dr. Nur Hygiawati Rahayu, ST, MSc, Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air, Kementerian PPN/Bappenas, dan terbagi dalam 2 sesi. Pada sesi pertama, FGD fokus pada potensi pengembangan hasil hutan dalam mendukung bioekonomi. Narasumber pertama pada sesi ini adalah Ibu Aida Greenburry dari World Bioeconomy Forum. Ibu Aida memberikan gambaran mengenai isu-isu terkini di forum bioekonomi internasional serta contoh strategi pengembangan bioekonomi yang sudah ada di negara-negara lain. Beberapa kondisi pemungkin yang diperlukan untuk mendukung pengembangan bioekonomi adalah ketersediaan bio-database, pengaturan peran dan tanggung jawab dari kementerian kunci, riset dan analisis investasi, pembentukan ekosistem demand and market, serta kolaborasi internasional.
Narasumber selanjutnya adalah Ibu Merrijantij Punguan Pintaria, ST, M.Eng, selaku Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan, Kementerian Perindustrian. Ibu Merrijanti memberikan informasi terkait profil dan kinerja industri hasil hutan dan perkebunan, kondisi ekonomi manufaktur dunia, serta kebijakan di Indonesia yang berpotensi mendukung pengembangan industri bioekonomi. Koordinasi industri hulu-hilir dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal juga menjadi modal penting untuk mendorong penanaman investasi yang sesuai dengan kebutuhan dalam negeri untuk meningkatkan kekuatan dari sektor hulu, termasuk sektor kehutanan.
Pada sesi kedua, diskusi fokus pada konsep dan peran ABS dalam mendukung pengembangan bioekonomi. Narasumber pada sesi ini adalah Bapak Hartmut Meyer dan Bapak Olivier Rukundo dari GIZ dan Bapak Rik Kutsch Lojenga dari Union for Ethical Biotrade. Para narasumber menyampaikan bahwa ABS dapat memberikan kepastian hukum bagi pemilik sumber daya genetik dan pelaku riset, mendorong pengembangan produk, dan memastikan adanya keuntungan yang adil bagi pihak yang terlibat. Pelaksanaan ABS membutuhkan kerangka kebijakan yang jelas serta koordinasi yang kuat antara kementerian dan lembaga pemerintah terkait. Terdapat praktik-praktik terbaik implementasi ABS yang memberikan manfaat untuk suatu negara, namun di beberapa negara ABS justru menghambat perkembangan penelitian sumber daya genetik. Oleh karena itu, analisis terhadap kerangka legal yang ada harus dilakukan secara menyeluruh untuk menghindari duplikasi atau konflik dengan peraturan yang ada.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Nurdita Rahmadani, Advisor Junior Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan
R. Rizka Dewi Zuleika, Advisor Junior Bidang Pengelolaan Hutan Lestari
Pipin Permadi, Advisor Senior dan Liaison Officer
Wandojo Siswanto, Manajer Strategis untuk Kebijakan Kehutanan dan Perubahan Iklim
Sebagai bagian dari kajian pengembangan kebijakan nasional bioekonomi hutan di Indonesia, FORCLIME mendukung Bappenas mengadakan kunjungan ke laboratorium Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Kehutanan (BBPSIK) Yogyakarta dan laboratorium Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (Fahutan UGM). Kunjungan ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai perkembangan termutakhir dari bio-based products serta pandangan peneliti/akademisi terhadap potensi pengembangan bioekonomi di Indonesia. Dengan dipimpin oleh Ibu Dr. Nur Hygiawati Rahayu, ST, MSc selaku Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air, Kementerian PPN/Bappenas, kunjungan dilaksanakan pada tanggal 17 November 2022.
Di BBPSIK Yogyakarta, tim Bappenas dan FORCLIME disambut oleh Kepala BBPSIK Yogyakarta, Bapak Dwi Prabowo Yuga Suseno, S.Si., M.Sc., PhD. Dalam sambutannya, Bapak Dwi Prabowo menyampaikan sekilas tentang peran BBPSIK pasca terbitnya Undang-Undang Cipta Kerja, fasilitas yang dimiliki oleh BBPSIK seperti laboratorium dan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Tertentu, serta kegiatan pengembangan bioenergi dari tanaman nyamplung (Calophyllum inophyllum). Pengembangan tanaman nyamplung di BBPSIK telah diinisiasi sejak tahun 2008. Fokus awal pengembangannya adalah perbaikan hulu dengan menyeleksi induk unggul dan melakukan perbanyakan sehingga didapatkan tanaman dengan produktivitas tinggi. Namun, saat ini pengembangannya sudah berhasil dilanjutkan untuk ekstraksi dan pembuatan bioediesel. Turunan dari biodiesel ini dapat dijadikan bioenergi dan biofarmaka. Limbah pengolahan biodiesel juga dapat dimanfaatkan menjadi briket, asap cair, pakan, atau kosmetik.
Seusai diskusi, tim dibawa untuk mengunjungi Laboratorium Pengujian Hasil Hutan Bukan Kayu Penghasil Minyak untuk melihat proses ekstraksi minyak nabati dengan berbagai metode serta perbedaan kualitas minyak berdasarkan spesies dan proses pengolahan. Tim juga mengunjungi Laboratorium Pengujian Kultur Jaringan untuk melihat teknik kultur jaringan yang digunakan pada beberapa tanaman seperti nyamplung, cendana, eucalyptus, dan sengon.
Setelahnya, tim berpindah ke Fahutan UGM dan disambut oleh Dekan Fahutan UGM, Bapak Sigit Sunarta, S.Hut., M.P., M.Sc., Ph.D, serta jajaran dosen Fahutan UGM. Diskusi bersama para akademisi di UGM berfokus untuk mendapatkan pandangan terkait peluang dan tantangan pengembangan bioekonomi kehutanan di masa depan. Salah satu poin penting yang didiskusikan adalah perlunya melihat peluang pasar dan sinkronisasi hulu-hilir produk kehutanan untuk memastikan daya dukung tanah yang dialokasikan memiliki manfaat yang tepat dan menghindari isu degradasi lahan.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi:
Nurdita Rahmadani, Advisor Junior Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan
R. Rizka Dewi Zuleika, Advisor Junior Bidang Pengelolaan Hutan Lestari
Pipin Permadi, Advisor Senior dan Liaison Officer
Didukung oleh: | |